Malam itu adalah malam jumat kliwon. Sugi hendak pergi wakuncar (waktu kunjung pacar). Dengan berjalan kaki dia menyusuri jalan setapak yang ada TPU-nya. Karena cuma jalan ini yang terdekat untuk kerumah doi. Dia berjalan sendirian sambil memikirkan sesuatu yang membuatnya gundah. “Akhir-akhir ini, para warga kampung resah, karena harta benda mereka hilang secara misterius” pikirnya.
“Dan banyak cerita penampakan sosok pocong dirumah mereka, bahkan ada yang melihat sosok itu dipemakaman ini” gumamnya dalam hati. Tiba-tiba petruk terhenti dari langkahnya ketika melewati pertengahan kuburan. Dia melihat ada seseorang yang datang dipemakaman. “Siapa orang itu? Dan kenapa malam-malam begini ditengah makam” gumam Sugi.
Lalu dia mengikuti arah orang tadi dengan cara mengendap-endap. Dia mengamati setiap langkah dan gerak-gerik orang itu. “Hah, ternyata seorang perempuan, tapi mengapa dia malam-malam sendirian disini? Dan untuk apa?” pikirnya. Sugi tetap mengamati wanita itu, ditengah TPU yang gelap. Dan hanya diterangi cahaya rembulan yang samar-samar karena tertutup oleh dedaunan. Tiba-tiba wanita itu melepas pakaiannya dan mengganti dengan kain yang dibawanya.
“Hah, dia berubah menjadi pocong? Dan sekarang dia terbang!” gumam Sugi sambil terkejut.
“Oh ternyata ini, yang membuat para warga resah” pikir Sugi.
“Aku harus mencari tahu” gumamnya.
“Oh ternyata ini, yang membuat para warga resah” pikir Sugi.
“Aku harus mencari tahu” gumamnya.
Lalu sugi mendekati tempat berdirinya wanita tadi. Dan mengambil sesuatu yang disembunyikan oleh wanita tadi disemak-semak. Dan kemudian sugi kembali ditempat persembunyiannya, guna untuk menunggu si pocong jadi-jadian. “Tapi sepertinya aku kenal dengan pakaian wanita ini” gumam sugi.
“Aku harus mengetahui wanita misterius itu, dan akan aku selesaikannya malam ini juga” gumamnya lagi. Lalu dia berencana untuk menunggu si pocong dan mengurungkan niat awalnya yaitu membatalkan wakuncar. Karena Dia akan mencari tahu siapa pocong jadi-jadian itu. Waktu telah berlalu, setiap detik menit jam pun telah berganti. Sugi tetap bertahan menunggu pocong itu.
Tiba-tiba, ada yang datang. Iya, dia adalah seorang pocong jadi-jadian tadi. Tapi si petruk tetap ditempatnya sambil mengamati gerak-gerik pocong itu. Sepertinya pocong itu mencari sesuatu disemak-semak sambil membungkuk. Dan setelah sugi mengetahui wajahnya, dia mendekati wanita pocong jadi-jadian itu. “Kau mencari ini feni?” kata sugi sambil memperlihatkan barang yang diambilnya tadi. Sontak pocong itu kaget dan menoleh kesumber suara.
“Hah, ternyata kamu bang sugi, kenapa bang sugi jahil sih, sini kembalikan pakaianku” kata pocong memelas manja, yang ternyata adalah feni pacarnya.
“Tidak, sebelum kau menjawab pertanyaanku” kata sugi.
“Sudahlah bang, abang kan tahu siapa saya, dan sekarang tolong kembalikan pakaian saya. Jika tidak, saya akan berubah menjadi pocong seumur hidup” kata feni mulai memelas.
“Tidak, sebelum kau menjawab pertanyaanku” kata sugi.
“Sudahlah bang, abang kan tahu siapa saya, dan sekarang tolong kembalikan pakaian saya. Jika tidak, saya akan berubah menjadi pocong seumur hidup” kata feni mulai memelas.
“Tidak akan, kenapa kamu melakukan ini dan membuat resah warga” kata sugi yang terus mendesak feni.
“Saya sudah bosan hidup miskin bang, apalagi saya seorang janda, saya telah bersekutu dengan setan untuk mendapatkan apa yang aku mau, nah sekarang abang sudah tahu rahasia saya, dan jika abang mau silahkan ambil hasil malam ini, karena lumayan banyak, tapi sekarang tolong kembalikan pakaian saya” pinta feni.
“Saya sudah bosan hidup miskin bang, apalagi saya seorang janda, saya telah bersekutu dengan setan untuk mendapatkan apa yang aku mau, nah sekarang abang sudah tahu rahasia saya, dan jika abang mau silahkan ambil hasil malam ini, karena lumayan banyak, tapi sekarang tolong kembalikan pakaian saya” pinta feni.
“Aku tidak akan mengembalikan pakaian ini, dan aku tidak sudi menerima uang haram, silahkan menebus dosa-dosamu feni” kata sugi tanpa ampun.
(Sontak feni menjerit lalu terbang).
“Hii, maafkan aku bang, dan tolong aku akan menjadi pocong” kata feni menjerit lalu terbang entah kemana.
Sedangkan sugi, dia hanya melihatnya, lalu meninggalkan tempat itu dan kembali kerumah.
“Sebaiknya akan aku musnahkan pakaian ini, supaya tidak ada lagi korban seperti feni yang bersekutu dengan setan” gumamnya.
“Sebaik-baiknya rejeki adalah rejeki yang halal, dan sudah ditentukan oleh Tuhan, hanya saja kita wajib mencarinya dengan berusaha dan berdoa” pikir sugi sambil berlalu.
“Sebaik-baiknya rejeki adalah rejeki yang halal, dan sudah ditentukan oleh Tuhan, hanya saja kita wajib mencarinya dengan berusaha dan berdoa” pikir sugi sambil berlalu.