Diculik Wewegombel Penunggu Pohon Nangka
Cerita hantu wewe gombel ini merupakan kisah yang dialami oleh tetanggaku waktu masih di desa dulu. Seperti apa cerita diculik wewegombel penunggu pohon nangka selengkapnya dapat kita simak pada kisah di bawah nanti. Namun sebelumnya perlu kita ketahui bahwa wewe gombel adalah sejenis hantu jin berwujud sosok wanita dengan rambut panjang. Penampilan khas dari jenis hantu ini adalah payudaranya yang besar dan menggelambir hingga ke bawah. Pada masa lalu ketika masih banyak halaman luas dan pepohonan yang besar serta rimbun wewegombel diyakini tinggal di atas pohon-pohon besar seperti pohon nangka, beringin, cengkeh dan lain sebagainya.
Diculik Wewegombel Penunggu Pohon Nangka
Masyarakat Indonesia memang akrab dengan cerita misteri terkait dengan sosok wewegombel ini, di beberapa daerah hantu ini juga dikenal dengan sebutan kolong wewe. Dahulu kala ketika kampung saya masih sangat banyak halaman kosong yang ditumbuhi pohon-pohon besar seperti pogon nangka, cengkeh, durian, beringin, dan juga hutan bambu sosok wewe gombel kerap dikabarkan menggondol atau menculik anak-anak yang sedang bermain. Hal serupa dialami oleh teman saya Tono, saya masih ingat ketika itu saya masih duduk di bangku kelas 2 SD satu kelas dengan Tono. Tono merupakan teman saya yang terkenal akan kebandelannya, ibarat pepatah pantang pulang sebelum petang. Namun nahas suatu hari sewaktu kami bermain di kebun pinggir kampung hingga larut petang Tono digondol wewegombel.
Diculik wewegombel penunggu pohon nangka ini bermula ketika kami sedang asik-asiknya bermain tembak-tembakan. Tidak seperti anak-anak jaman sekarang waktu itu kami bermain tembak-tembakan tidak menggunakan mainan modern yang dibeli dari toko seperti saat ini. Namun tembak-tembakan atau pistol-pistolan ini kami buat sendiri dengan menggunakan bambu berukurang kecil serta pengungkit berupa belahan bambu yang dibentuk sedemikian rupa, sementara untuk peluru yang kita gunakan ialah pentil buah jambu (calon buah setelah bunga).
Singkat cerita sewaktu kami bermain tembak-tembakan dan melawan kelompok teman lain yakni Dodi dan Herman kami kehabisan pentil buah jambu sebagai pelurunya. Kemudian Tono mengajak kami untuk bersama-sama mencari pentil buah jambu di halaman luas pinggir kampung milik Mbah Ijan sekaligus bermain disana. Halaman milik Mbah Ijan memang sangat luas serta banyak pohon-pohon besar termasuk beberapa pohon jambu, nangka, cengkeh, dan juga beringin. Selain itu di tempat ini juga terdapat rumpun bambu yang sangat besar dan luas sehingga keadaan sore kami seakan berada pada malam hari remang-remang.
Singkat cerita sewaktu kami bermain tembak-tembakan dan melawan kelompok teman lain yakni Dodi dan Herman kami kehabisan pentil buah jambu sebagai pelurunya. Kemudian Tono mengajak kami untuk bersama-sama mencari pentil buah jambu di halaman luas pinggir kampung milik Mbah Ijan sekaligus bermain disana. Halaman milik Mbah Ijan memang sangat luas serta banyak pohon-pohon besar termasuk beberapa pohon jambu, nangka, cengkeh, dan juga beringin. Selain itu di tempat ini juga terdapat rumpun bambu yang sangat besar dan luas sehingga keadaan sore kami seakan berada pada malam hari remang-remang.
Diculik wewegombel penunggu pohon nangka. Matahari telah condong ke barat
kurang lebih jam lima sore, namun karena asyiknya bermain kami tidak menghiraukan waktu untuk segera pulang dan mandi. Tibalah kami berempat kembali menyiapkan amunisi dan pistol rakitan kita sendiri, karena kami terbagi dari dua kelompok siatsatpun kemudian kami buat untuk melawan kelompok Dodi dan Herman. Waktu itu saya dapat jatah untuk berjaga dan menembak Herman serta Tono di balik pohon cengkih, sementara Dodi memiliki ide akan menyerang dengan memanjat pohon nangka yang sangat rimbun dan besar.
kurang lebih jam lima sore, namun karena asyiknya bermain kami tidak menghiraukan waktu untuk segera pulang dan mandi. Tibalah kami berempat kembali menyiapkan amunisi dan pistol rakitan kita sendiri, karena kami terbagi dari dua kelompok siatsatpun kemudian kami buat untuk melawan kelompok Dodi dan Herman. Waktu itu saya dapat jatah untuk berjaga dan menembak Herman serta Tono di balik pohon cengkih, sementara Dodi memiliki ide akan menyerang dengan memanjat pohon nangka yang sangat rimbun dan besar.
Pertempuranpun kami awali dengan persetujuan, sekitar setengah jam kami saling adu kekuatan hingga akhirnya timbul perasaan tidak enak di benak kami. Saya sendiri sekilas melihat sosok putih menyelinap di samping saya hingga kemudian saya menghentikan tembakan dan ingin menyudahi permainan kami. Waktu itu tempat terdengan suara adzan maghrib berkumandang suasana halaman itu tiba-tiba langsung sangat gelap dan menyeramkan terlebih angin yang meniup dan menggerakan ranting pohon nangka dan cengkeh sangat memilukan hati. Sementara dari ujung halaman terdengar bunyi gemerosak dari gesekan pohon bambu semakin menakutkan dan membuat nyali kami ciut.
Hah dimana Dodi? Tanya Tono dengan melihat ke arahku, kemudian saya menjawab bahwa tadi naik ke atas pohon nangka di belakang sana. Namun setelah kami berusaha memanggil dan mencari Dodi rupanya kami tidak dapat menemukanya. Saya yang awalnya ketakutan dengan kelibatan sosok putih yang menyelinap di samping saya kemudian beranggapan bahwa yang tadinya berlari itu ialah Dodi. Singkat cerita kami mengira bahwa Dodi telah pulang terlebih dahulu tanpa pamit kepada kami, karena Dodi memang sangat iseng dan suka mengerjain temannya akhirnya kami bertiga pulang ke rumah masing-masing.
Setiba di rumah dan mandi tiba-tiba Pak Iwan ayahnya Dodi datang kerumah saya dan menanyakan apakah Dodi ada di sini karena ayahnya telah mencari di rumah Tono dan Herman namun tidak ada yang tahu. Dari situlah tiba-tiba Diculik wewegombel penunggu pohon nangka jadi kisah nyata. Kemudian saya menceritakan terakhir kali bersama Dodi. Kepanikan dan kekhawatiran sangat terlihat diraut wajah Pak Iwan yang kemudian bergegas menemui kepala RT di wilayah kami.Tak lama kemudian warga sekitar terlah berhamburan keluar dan berkumpul ke rumah Pak Iwan dan menanyakan awal mula kejadian tersebut. Saya yang sedang mengerjakan PR di rumah tiba-tiba dipanggil ayah saya untuk ikut ke rumah Dodi menceritakan dimana terakhir kali bersama Parman pada orang-orang yang berkumpul disana
Hah dimana Dodi? Tanya Tono dengan melihat ke arahku, kemudian saya menjawab bahwa tadi naik ke atas pohon nangka di belakang sana. Namun setelah kami berusaha memanggil dan mencari Dodi rupanya kami tidak dapat menemukanya. Saya yang awalnya ketakutan dengan kelibatan sosok putih yang menyelinap di samping saya kemudian beranggapan bahwa yang tadinya berlari itu ialah Dodi. Singkat cerita kami mengira bahwa Dodi telah pulang terlebih dahulu tanpa pamit kepada kami, karena Dodi memang sangat iseng dan suka mengerjain temannya akhirnya kami bertiga pulang ke rumah masing-masing.
Setiba di rumah dan mandi tiba-tiba Pak Iwan ayahnya Dodi datang kerumah saya dan menanyakan apakah Dodi ada di sini karena ayahnya telah mencari di rumah Tono dan Herman namun tidak ada yang tahu. Dari situlah tiba-tiba Diculik wewegombel penunggu pohon nangka jadi kisah nyata. Kemudian saya menceritakan terakhir kali bersama Dodi. Kepanikan dan kekhawatiran sangat terlihat diraut wajah Pak Iwan yang kemudian bergegas menemui kepala RT di wilayah kami.Tak lama kemudian warga sekitar terlah berhamburan keluar dan berkumpul ke rumah Pak Iwan dan menanyakan awal mula kejadian tersebut. Saya yang sedang mengerjakan PR di rumah tiba-tiba dipanggil ayah saya untuk ikut ke rumah Dodi menceritakan dimana terakhir kali bersama Parman pada orang-orang yang berkumpul disana
Tak lama kemudian Mbah Joyo merupakan sesepuh di kampung kami menyimpulkan bahwa Dodi digondol wewegombel. Warga yang ketakutan kemudian mengajak anak-anaknya pulang kemudian para pemuda dan bapak-bapak kembali berkumpul membawa lampu sentir dan obor serta berbagai peralatan dapur seperti panci, ceret, mangkok, cobek dan lain sebagainya. Dari panduan Mbah Joyo kemudian para warga membunyikan peralatan yang mereka bawa dengan memukul-mukulnya serta berjalan mengelilingi kampung kami sambil memanggil-manggil nama Dodi dimulai dari halaman milik Mbah Ijan persis di bawah pohon nangka yang tadi sore di panjat Dodi. Setelah beberapa waktu dan sampai di ujung kampung dekat kuburan tiba-tiba terdengar suara yang menyahut “saya disini” yang tak lain adalah suara Dodi. Kemudian para warga mencari dan memastikan dari mana arah suara tersebut akhrinya menemukan bahwa Dodi berada di atas pohon kelapa setinggi kurang lebih 7 meter. Tak banyak bicara kemudian Mbah Joyo bergegas memanjat pohon tersebut dan menggendong Dodi dengan sarungnya dari atas hingga ke bawah.
Saat itu terlihat DOdi sangat lemas dan tak sadarkan diri, setelah mendapat perawatan dari keluarganya akhirnya ia bercerita bahwa diajak seorang ibu-ibu bermain ke rumahnya dan tidak boleh pulang hingga ia mendengar panggilan dari orang-orang sekitar sambil membunyi-bunyikan sesuatu. Ketika ia menyahut baru ia tersadar jika berada di atas pohon kelapa dan tidak bisa bergerak karena terjepit rimbunnya daun serta buah dan manggar pohon kelapa.
Setelah adanya kisah nyata diculik wewegombel penunggu pohon nangka ini kemudian kami tidak berani lagi bermain di halaman kosong melebihi pukul 5 sore. Terlebih pada halaman yang bantak ditumbuhi pepohonan seperti pohon nangka, cengkeh, kelapa, bambu, dan pohon beringin.
Setelah adanya kisah nyata diculik wewegombel penunggu pohon nangka ini kemudian kami tidak berani lagi bermain di halaman kosong melebihi pukul 5 sore. Terlebih pada halaman yang bantak ditumbuhi pepohonan seperti pohon nangka, cengkeh, kelapa, bambu, dan pohon beringin.